Apr 2, 2013

Semrawutnya Lalu Lintas Kita. Gejala Apakah Ini?


Dua tempat yang menurut saya menjadi tempat "favorit" bagi pengendara untuk berlaku semrawut. Perempatan atau pertigaan yang dilengkapi dengan "traffic light" dan pintu perlintasan kereta api. Entah apa yang menjadi pertimbangan pelakunya sehingga melakukan hal-hal yanng menurut hitungan saya juga tidak akan mempercepat dia sampai tujuan secara signifikan. Misal, mencuri start lampu hijau. Tidak berhenti walau lampu seudah jelas hijau. Mengambil lajur sebelah kanan pada saat antri di pintu perlintasan kereta pada saat antre saat kereta melintas, yang jelas-jelas jalur itu diperuntukkan bagi kendaraan dari arah berlawanan. 

Pernah suatu ketika saya melihat "kegilaan" yang menurut saya sangat tidak layak untuk dilakukan. Seorang bapak mengendarai sepeda motor dengan seorang anak kecil dan seorang perempauan yang mungkin saja itu adalah anak dan isterinya, memaksa mencuri start di perempatan pada saat lampu masih merah. Nyawa taruhannya! Bukan saja nyawanya, tapi nyawa si anak dan siperempuan itu.

Suatu ketika, juga pernah mengalami yang tidak mengenakkan di sebuah perempatan yang bertuliskan "Belok Kiri Ikuti Lampu". Saya dengan tenangnya berhenti paling depan. Samping sebelah kanan saya berhenti juga sebuah mobil. Tiba-tiba sebuah mobil tak henti-hentinya mengklakson saya agar meberi jalan untuk dia terus melaju belok kiri. Karena saya sadar penuh dengan larangan belok kiri langsung, saya sama sekali tidak menindahkan klakson mobil tersebut. Namun betapa kagetnya saya ketika tiba-tiba mobil teresebut memaksa melintas dengan cara manaikkan roda sebelah kiri ke atas trotoar hingga bisa melaju terus. Astaghfirullah. Saya hanya bisa menggelengkan kepala. Betapa tidak sabarnya pengendara itu. 

Kejadian macam ini bukan sekali dua kali saya lihat, tapi hampir tiap hari terjadi. Mungkin masih banyak lagi yang tidak saya lihat secara langsung.Kejadian macam ini tidak hanya dilakukan oleh pengendara sepeda motor, tapi juga mobil. Tidak hanya pengendara laki-laki, tapi juga perempuan, tua dan muda. Dengan seragam apapun. Seragam umum, PNS maupun seragam Polisi. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di sini, kota Bandar Lampung, kota yang masih kecil dibandingkan dengan Jakarta. Apakah ini lebih karena infrastruktur kota yang kurang memadahi? Penegakan hukum bagi pelanggar hukum lalu lintas yang tidak sepenuhnya berjalan? Atau ini juga sudah menjadi penyakit sosial? Wallahu a'lam. 

No comments: